Sinopsis
Sebagai seorang mukmin berusaha untuk menjaga syahadat kita dari futur dan melemah. Untuk itu kita perlu mengetahui bagaimana syahadat diterima atau ditolak. Untuk diterimanya syahadat kita maka diperlukan beberapa persediaan misalnya ilmu, yakin, ikhlas, shidqu, mahabah, qobul dan amal nyata. Juga kita perlu menolak kebodohan terhadap syahadat, keraguan, kemusyrikan, dusta, kebencian, penolakan dan tidak beramal.
1. Ilmu yang menolak kebodohan
Sarahan
- Seorang yang bersyahadah mesti memiliki pengetahuan tentang syahadatnya. Ia wajib memahami erti dua kalimat ini serta bersedia menerima hasil ucapannya. Orang yang jahil tentang makna syahadatain tidak mungkin dapat mengamalkannya.
Dalil
- 47:19, kewajiban mempelajari laa ilaha illaLlah
- 3:18, mereka yang bersyahadat adalah Allah, Malaikat, dan orang-orang yang berilmu (para nabi dan orang beriman).
2.Yakin yang menolak keraguan
Sarahan
- Seorang yang bersyahadat mesti meyakini ucapannya sebagai suatu yang diimaninya dengan sepenuh hati tanpa keraguan. Yakin membawa seseorang pada istiqomah, manakala ragu-ragu pula menimbulkan kemunafiqan.
Dalil
- 49:15, Iman yang benar tidak bercampur dengan keraguan
- 32:24, yakin menjadikan seseorang terpimpin dalam hidayah
- 2:1-5, di antara ciri mukmin adalah tidak ragu dengan kitabuLlah dan yakin terhadap hari akhir.
3.Ikhlas yang menolak kemusyrikan
Sarahan
- Ucapan syahadat mesti diiringi dengan niat yang ikhlas lillahi ta'ala. Ucapan syahadat yang bercampur dengan riya atau kecenderungan tertentu tidak akan diterima Allah. Ikhlas dalam bersyahadat merupakan dasar yang paling kukuh dalam pelaksanaan syahadat.
Dalil
- 98:5, 39:11, 14, syahadat merupakan ibadah, kerananya dilakukan dengan ikhlas.
- 39:65, kemusyrikan menghapus amal, 18:110, ibadah yang tidak ikhlas, tidak diterima.
4.Shidqu (benar) yang menolak dusta
Sarahan
- Dalam pernyataan syahadat muslim wajib membenarkan tanpa dicampuri sedikitpun dusta (bohong). Benar adalah landasan iman, sedangkan dusta landasan kufur. Sikap shidiq akan menimbulkan ketaatan dan amanah. Sedangkan dusta menimbulkan kemaksiatan dan pengkhianatan.
Dalil
- 39:33, ciri-ciri taqwa adalah sikap shidiq, 33:23-24, orang yang benar akan terbukti dalam medan jihad dan Allah membalas mereka, sedangkan orang-orang munafiq akan mendapat seksa.
- 2:8-10, ciri nifaq adalah dusta. 29:2-3, kebenaran dan kemunafikan diuji melalui cobaan.
- Hadits, sikap benar mengajak kepada kebaikan dan kebaikan membawa ke syurga. Sifat dusta mengajak kepada keburukan dan keburukan membawa ke neraka.
- Hadits, tinggalkanlah yang meragukanmu, sesungguhnya benar itu menenangkan (hati) sedangkan dusta itu meragu-ragukan.
5.Mahabah yang menolak kebencian
Sarahan
- Dalam menyatakan syahadat ia mendasarkan pernyataannya dengan cinta. Cinta ialah rasa suka yang melapangkan dada. Ia merupakan ruh dari ibadah, sedangkan syahadatain merupakan ibadah yang paling utama. Dengan rasa cinta ini segala beban akan terasa ringan, tuntutan syahadatain akan dapat dilaksanakan dengan mudah.
Dalil
- 2:165, cinta kepada Allah yang teramat sangat merupakan sifat utama orang beriman.
- Hadits, sabda RasuluLlah "ada tiga perkara yang apabila ketiganya terdapat dalam diri seseorang, ia akan merasakan manisnya iman.
- 9:24, mukmin mendahulukan kecintaan kepada Allah, rasul dan jihad dari kecintaan terhadap yang lain.
6.Menerima, yang jauh dari penolakan
Sarahan
- Muslim secara mutlak menerima nilai-nilai serta kandungan isi syahdatain. Tidak ada keberatan dan tanpa rasa terpaksa sedikitpun. Baginya tidak ada pilihan lain kecuali kitabuLlah dan sunnah rasul. Ia sentiasa siap untuk mendengar, tunduk, patuh dan taat terhadap perintah Allah dan RasulNya.
Dalil
- 4:65, Mukmin adalah mereka yang bertahkim (berhukum) kepada Rasul Allah dalam seluruh persoalannya kemudian ia menerima secara total keputusan Rasul, tanpa ragu-ragu dan kebenaran sedikitpun.
- 33:36, 28:68, ciri orang mukmin ialah menerima ketentuan dan perintah Allah tanpa keberatan dan pilihan lain.
- 24:51, ciri mukmin ialah mendengar dan taat terhadap Allah dan Rasul dalam seluruh masalah hidup mereka.
7.Pelaksanaan yang jauh dari sikap statik atau diam
Sarahan
- Syahadatain hanya dapat dilaksanakan apabila diwujudkan dalam amal yang nyata. Maka muslim yang bersyahadat selalu siap melaksanakan ajaran Islam yang menjadi aplikasi syahadatain. Ia menentukan agar hukum dan undang-undang Allah berlaku pada diri, keluarga mahupun masyarakatnya.
Dalil
- 9:105, perintah Allah untuk bekerja di jalanNya dengan perhitungan nilai kerja itu di sisi Allah.
- 16:97, orang yang bekerja akan mendapat kehidupan yang baik dan syurga Allah.
Ringkasan Dalil
Syarat diterima syahadat :
- Ilmu (47:19. 3:18, 43:86)
- Yakin (49:15)
- Ikhlas (98:5, 18:110)
- Membenarkan (2:8-9, 33:23-24)
- Cinta (2:165, 8:2)
- Menerima (4:65)
- Melaksanakan (24:51,56, 31:22)
- Redha (76:31)sumber : materi tarbiyah
Tidak ada komentar for: "Syurut Qobulu Syahadatain"
Leave a Reply