Tenang yang menghanyutkan, begitulah penggambaran air sebagaimana biasa kita dengar. Air yang cair memang memiliki sifat menghanyutkan. Namun hanya inikah sifat air. Kesederhanaan penampakan air ternyata menyimpan misteri yang jauh lebih besar lagi. Air ternyata tidak sesederhana wujudnya. Besarnya bencana yang timbul karena ketiadaan ataupun keberadaan air sudah cukup mengatakan kepada kita betapa penting dan luar biasa sifat air sesungguhnya.
Sifat-sifat air telah lama menarik perhatian para ilmuwan. Usaha pertama untuk mengkaji masalah ini secara rinci tertuang dalam sebuah buku yang terbit pada tahun 1832 karya seorang naturalis Inggris, William Whewell, berjudul “Astronomy and General Physics Considered with Reference to Natural Theology”. Whewell mengulas sifat-sifat air dan menemukan bahwa sebagiannya tampak menyalahi sejumlah aturan baku dan hukum alam. Kesimpulan yang ia dapatkan adalah ketidaksesuaian ini justru menjadi sebagai bukti bahwa air telah secara khusus diciptakan agar kehidupan dapat berlangsung.
Air telah diciptakan untuk kehidupan dengan tingkat kesesuaian yang begitu tinggi sehingga tidak mungkin digantikan oleh cairan lain. Sebagian besar planet ini, yang semua cirinya (suhu, cahaya, spektrum elektromagnetik, atmosfir, permukaan, dsb.) sangatlah pas dan sesuai untuk kehidupan, memiliki air dalam jumlah yang sangat tepat sebagaimana yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup. Sangatlah jelas bahwa ini semua tidak mungkin ada dengan sendirinya dan mestilah menunjukkan penciptaan secara sengaja.
Dengan kata lain, segala ciri fisika dan kimia air menunjukkan bahwa air diciptakan secara khusus bagi kehidupan. Bumi, yang sengaja diciptakan agar manusia hidup di dalamnya, dihidupkan dengan air ini yang khusus diciptakan untuk menjadi landasan pokok kehidupan manusia. Dengan air, Allah telah menghidupkan kita, dan dengannya pula Allah telah menumbuhkan makanan yang kita makan dari tanah:
“Dia-lah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu. Dia menumbuhkan bagi kamu dengan air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, korma, anggur dan segala macam buah-buahan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memikirkan.” (QS. An Nahl, 16:10-11)
sumber : majalah insight
Tidak ada komentar for: "Nampaknya biasa saja..."
Leave a Reply